Page 166 - Buku Modul Bio XII-EMA-Sem.1_EDIT TIM
P. 166

b.  Tipe XO

                           Tipe XO ini dijumpai pada serangga seperti belalang (Ordo Orthoptera) dan kepik
                           (Ordo  Hemiptera).  Pada  belalang  tidak  dijumpai  adanya  kromosom  Y  sehingga
                           hanya mempunyai kromosom X saja. Oleh karena itu, belalang jantan bertipe XO

                           dan belalang betina bertipe XX (mempunyai sepasang kromosom X).
                       c.  Tipe ZW
                           Tipe  ini  dijumpai  pada  serangga  (kupu-kupu),  beberapa  jenis  ikan  dan  reptil.

                           Berbeda dengan tipe seks pada manusia dan lalat buah yang homogametik (terdiri
                           dari kromosom kelamin yang sama) pada betina atau wanita, tipe seks ZW pada
                           betina bersifat heterogametik (terdiri dari kromosom kelamin yang berbeda). Agar

                           tidak terjadi kekeliruan dengan tipe penentuan kelamin XY, maka digunakan Z dan
                           W.  Oleh  karena  itu,  yang  betina  mempunyai  tipe  ZW  (atau  XY)  dan  yang  jantan

                           mempunyai tipe ZZ (atau XX).
                       d.  Tipe ZO
                           Tipe ZO dijumpai pada unggas seperti ayam dan itik. Unggas betina juga bersifat

                           heterogametik,  yaitu  hanya  mempunyai satu  kromosom  X  saja,  sehingga  tipenya
                           adalah ZO atau XO. Unggas jantan bersifat homogametik, sehingga tipenya adalah

                           ZZ atau XX.

                    2.  Gagal Berpisah ( non-disjunction)

                       Pada  saat  pembentukan  gamet  (pembelahan  meiosis),  kromosom  dapat  mengalami
                       gagal berpisah sehingga jumlah kromosom menjadi berubah. Kromosom dapat gagal
                       berpisah  dengan  kromosom  homolognya  pada  saat  meiosis  I.  Selain  itu,  kromatid

                       dalam satu kromosom juga dapat gagal berpisah pada saat meiosis II.
                        Gagal berpisah dapat mengakibatkan gamet atau individu yang baru lahir mempunyai
                       kelainan  jumlah  kromosom.  Contoh  akibat  gagal  berpisah  adalah  aneuploidi  dan

                       poliploidi.Aneuploidi  adalah  individu  yang  memiliki  kekurangan  atau  kelebihan  satu
                       kromosom dari kromosom tetuanya. Aneuploidi mengakibatkan perubahan fenotip pada

                       individu, misalnya individu yang mempunyai kromosom monosomi (2n – 1) atau trisomi
                       (2n  +  1).  Sedangkan,  poliploidi  adalah  individu  yang  mempunyai  kelipatan  jumlah
                       kromosom tetuanya. Poliploidi misalnya gamet diploid bertemu dengan gamet haploid

                       menjadi triploid (3n), atau dua gamet diploid bersatu membentuk individu tetraploid.
                        Hal-hal  apa  sajakah  yang  menyebabkan  gagal  berpisah?  Gagal  berpisah  tersebut
                       kemungkinan dapat disebabkan oleh beberapa hal, yaitu:

                       a) Adanya virus atau kerusakan akibat radiasi. Pengaruh ini akan mudah terlihat pada
                       wanita yang telah berumur tua.
                       b) Kandungan antibodi tiroid yang tinggi







                                                                                                               159
   161   162   163   164   165   166   167   168   169   170   171