Page 162 - Buku Modul Bio XII-EMA-Sem.1_EDIT TIM
P. 162

Gen B bisa mengelompok dengan gen K, membentuk gamet tipe BK. Gen B

                       bisa  pula  mengelompok  dengan  gen  k,  membentuk  gamet  tipe  Bk.  Gen  b  bisa
                       mengelompok  dengan  gen  K,  membentuk  gamet  tipe  bK.  Gen  b  bisa  mengelompok
                       dengan gen k, membentuk gamet tipe bk.


                 d. Penyimpangan Semu Hukum Mendel
                            Penelitian W. Bateson dan R.C Punnet melanjutkan mendel yang akhirnya ditemukan

                    berbagai  variasi  Ratio  yang  berbeda  dengan  Mendel  namun  masih  ada  persamaan
                    kemudian dikenal dengan Hukum semu Mendel Karakter hibrid umumnya serupa dengan
                    karakter parentalnya kromosom mengandung banyak gen gen memiliki pekerjaan sendiri-

                    sendiri  untuk  menumbuhkan  sifat  beberapa  gen  memiliki  kemampuan  berinteraksi  atau
                    dipengaruhi  gen  lain  untuk  menumbuhkan  sifat.  Interaksi  antar  gen  menyebabkan  rasio

                    fenotip keturunannya menyimpang dari aturan / hukum mendell.
                         Mendel mengemukakan bahwa perbandingan fenotipe F2 pada dihibrid adalah 9 : 3 : 3 :
                    1.  Namun,  Pada  kasus  tertentu  dijumpai  perbandingan  fenotipe  yang  menyimpang

                    misalnya  9  :  3  :  4,  12  :  3  :  1,  15  :  1  dan  9  :  7.  Tetapi  jika  dicermati  angka-angka  itu
                    sesungguhnya merupakan variasi penjumlahan dari angka-angka yang ditemukan Mendel.

                    Misalnya 9 : 3 : (3 + 1) = 9 : 3 : 4, (9 + 3) : 3 : 1 = 12 : 3 : 1 dan sebagainya. Hal inilah yang
                    disebut penyimpangan semu Hukum Mendel.
                           Penyimpangan  tersebut  terjadi  karena  adanya  beberapa  gen  yang  saling

                    memengaruhi  dalam  menghasilkan  fenotip.  Meskipun  demikian,  perbandingan  fenotip
                    tersebut  masih  mengikuti  prinsip-prinsip  Hukum  Mendel.  Penyimpangan  semu  Hukum
                    Mendel  tersebut  meliputi  interaksi gen,  kriptomeri,  polimeri,  epistasis-hipostasis,  gen-gen

                    komplementer, gen dominan rangkap dan gen penghambat.
                    1.  Interaksi gen ( Atavisme)
                       Penelitian  tentang  adanya  interaksi  gen  ini  ditemukan  oleh  William  Bateson  (1861-

                       1926) dan R.C.  Punnet. Pada interaksi gen ini, suatu sifat tidak ditentukan oleh satu
                       gen  tunggal  pada  autosom  tetapi  alel-alel  dari  gen  yang  berbeda  dapat  berinteraksi

                       atau  saling  memengaruhi  dalam  memunculkan  sifat  fenotip.  Misalnya,  pada  ayam
                       dijumpai empat macam bentuk pial (jengger),antara lain: jengger berbentuk ercis atau
                       biji  (pea)  dengan    genotip  rrP-;  jengger  dengan  belah  atau  tunggal  (single)  dengan

                       genotip  rrpp,  jengger  berbentuk  mawar  atau  gerigi  (rose)  dengan  genotip  R-pp,  dan
                       jengger berbentuk sumpel (walnut), dengan genotip R-P-.
                       Pada persilangan ayam berpial rose (mawar) dengan ayam berpial pea (biji), semua

                       keturunan F1nya berpial walnut (sumpel). Dari persilangan tersebut dihasilkan fenotip
                       baru yaitu walnut atau sumpel. Apa yang menyebabkan terbentuknya pial walnut? Pial
                       walnut  muncul  karena  interaksi  2  pasang  alel  (gen)  yang  dominan.  Sementara  itu,

                       persilangan antara sesama ayam berpial walnut dihasilkan 4 macam pial yaitu walnut,




                                                                                                               155
   157   158   159   160   161   162   163   164   165   166   167