Page 165 - Buku Modul Bio XII-EMA-Sem.1_EDIT TIM
P. 165

Perbandingan fenotipnya adalah 13 merah: 3 ungu. Rumus epistasis dominan resesif

                       adalah A epistasis terhadap B dan b serta bb epistasis terhadap A dan a
                    5.  Gen-gen komplementer
                       Gen-gen  komplementer  merupakan  interaksi antara gen-gen dominan yang berbeda,

                       sehingga  saling  melengkapi.  Jika  kedua  gen  tersebut  terdapat  bersama-sama  dalam
                       genotip, maka akan saling membantu dalam menentukan fenotip. Jika salah satu gen
                       tidak ada, maka pemunculan fenotip menjadi terhalang.

                       Apabila  F1  (keturunan  pertama)  hasil  perkawinan  2  orang  yang  bisu  tuli  disilangkan
                       dengan sesamanya, maka generasi atau keturunan F2 ada yang normal dan bisu tuli.
                       Dalam hal ini, gen T dan gen B tidak akan menunjukkan sifat normal apabila kedua gen

                       tersebut  tidak  terdapat  bersama-sama  dalam  satu  genotip.  Dengan  demikian,  jika
                       hanya terdapat gen T tanpa gen B, atau jika hanya terdapat gen B tanpa gen T maka

                       akan  tetap  memunculkan  sifat  bisu  tuli.  Rasio  fenotip  F2  yang  dihasilkan  adalah  9
                       Normal : 7 bisu tuli.


                 e.  Pola-Pola Hereditas
                    Pola-pola  hereditas  adalah  mekanisme  pewarisan  sifat  yang  dipelajari  dalam  ilmu

                    genetika.  Genetika  adalah  ilmu  yang  mempelajari  mengenai  pewarisan  sifat-sifat  induk
                    pada turunannya.
                    1.  Determinasi seks (penentuan jenis kelamin)

                       a.  Tipe XY
                           Tipe  penentuan  seks  ini  dapat  dijumpai  pada  lalat  buah,  manusia,  tumbuh-
                           tumbuhan  berumah  dua,  dan  pada  hewan  menyusui.  Pada  nukleus  lalat  buah

                           terdapat 8 buah kromosom (4 pasang) yang terdiri dari 3 pasang kromosom tubuh
                           (autosom)  dan  1  pasang  kromosom  seks.  Kromosom  seks  pada  lalat  betina
                           mempunyai 2 kromosom X (bentuknya batang lurus), sedangkan pada lalat jantan

                           terdiri dari kromosom X dan kromosom Y (lebih pendek dari kromosom X dan salah
                           satu ujungnya membengkok). Formula kromosom lalat buah betina adalah 8XX (3

                           pasang kromosom atau 6 buah autosom + 1 pasang kromosom X), sedangkan lalat
                           buah  jantan  adalah  8XY  (3  pasang  kromosom  autosom  +  1  kromosom  X  +  1
                           kromosom Y).

                           Jumlah  kromosom  pada  manusia  adalah  46  buah  (23  pasang).  Pada  wanita,
                           terdapat 22 pasang autosom dan 1 pasang kromosom X (46XX), sedangkan pada
                           laki-laki terdapat 22 pasang autosom, 1 kromosom X, dan 1 kromosom Y (46XY).

                           Pada gametogenesis, dihasilkan ovum (sel telur) haploid sehingga mengandung 22
                           autosom(11  pasang)  dan  1  kromosom  X.  Pada  spermatogenesis  dihasilkan
                           spermatozoa yang mengandung 22 autosom dan 1 kromosom X sertaspermatozoa

                           yang mengandung 22 autosom dan 1 kromosom Y.




                                                                                                               158
   160   161   162   163   164   165   166   167   168   169   170