Page 160 - Buku Modul Bio XII-EMA-Sem.1_EDIT TIM
P. 160
pembentukan gamet secara meiosis, pasangan-pasangan gen pada kromosom
homolog saling berpisah (tahap Anafase). Pada akhir meiosis, setiap sel gamet yang
dihasilkan hanya memiliki satu alel dari pasangan gen saja (pelajari kembali tentang
gametogenesis). Proses pemisahan gen inilah yang disebut segregasi gen.
Hukum ini diperoleh dari hasil perkawinan monohibrid, yaitu persilangan dengan
satu sifat beda. Mendel melakukan persilangan antara tanaman ercis biji bulat dengan
tanaman ercis biji berkerut.Hasilnya semua keturunan F1 berupa tanaman ercis biji
bulat. Selanjutnya dilakukan persilangan antar keturunan F1 untuk mendapatkan
keturunan F2. Pada keturunan F2 didapatkan perbandingan fenotip 3 biji bulat : 1 biji
berkerut.
P1 : ♀ BB × ♂ bb
(biji bulat) (biji keriput)
Gamet : B b
F 1 : Bb
( biji bulat)
F1 x F1 : ♀ Bb × ♂ Bb
(biji bulat) ( biji bulat)
Gamet : B B
b b
F2 :
♂
♀ B B
B BB Bb
(Bulat) (Bulat)
b Bb bb
(Bulat) (Keriput)
Perbandingan fenotip bulat : berkerut = 3 : 1
Perbandingan genotip BB : Bb : bb = 1 : 2 : 1
Berdasarkan hasil perkawinan yang diperoleh dalam percobaannya, Mendel
menyimpulkan bahwa pada waktu pembentukan gamet-gamet, gen akan mengalami
segregasi (memisah) sehingga setiap gamet hanya akan menerima sebuah gen saja.
Kesimpulan itu dirumuskan sebagai hukumI Mendel yang dikenal juga dengan hukum
Pemisahan Gen yang Sealel.
2. Hukum Mendel II
Hukum Mendel II dikenal sebagai Hukum Asortasi, hukum berpasangan atau
penggabungan secara bebas (The Law of Independent Assortment of Genes). Hukum
ini menyatakan bahwa pada saat pembentukan sel-sel gamet, gen-gen yang tidak
sealel akan mengelompok secara bebas setelah memisah dari gen yang sealel. Gen
153