Page 28 - Sejarah IPS_XII_Sem 1_Aji Digdaya_EDIT TIM
P. 28
1.2 MATERI
PERAN AKTIF INDONESIA PADA MASA PERANG DINGIN DAN
DAMPAKNYA TERHADAP POLITIK EKONOMI GLOBAL
A. Politik Luar Negeri Indonesia
Indonesia menjalin hubungan dengan negara-negara lain mengguakan politik luar
negeri yang bersifat bebas aktif.Melalui politik luar negeri tersebut yang diharapkan
adalah tercapainya kepentingan nasional Indonesia.
1. Politik Luar Negeri Bebas Aktif
Pengertian politik “bebas” menurut Moh.Hatta (pencetus sekaligus Perdana
Menteri dan Wakil Presiden Indonesia saat itu) merupakan sikap bebas dalam
berhubungan luar negeri di tenagh-tengah arus Perang Dingin anatara Blok Barat
dengan Blok Timur. Sikap bebass tersebut memiliki makna bahwa Indonesia tidak
akan memilih dan mengikat dirinya dengan kekuatan mana pun. Indonesia juga
berhak untuk menjalin kerja sama kesemua negara yang dirasa memiliki manfaat
dan dampak timbale balik bagi dirinya. Adaun “aktif” dikandung maksud bahwa
sebagai anggota PBB, Indonesia akan mengerahkan dan menyokong dalam
lingkungan BB yang mungkin dapat menghapuskan atau sedikitnya mengurangi
kekerasan dua kutub, yaitu Blok Timur dan Blok Barat.
Sementara A.W. Wijaya dan Mochtar Kusumaatmadja memberikan definisi bebas
aktif sebagai berikut: menurut A.W. Wijaya, definisi bebas aktif adalah tidak terikat
oleh suatu ideologi atau suatu politik negera asing atau oleh blok negara-negara
tertentu atau negara Adikuasa (superpower), sedangkan aktif, artinya dengan
sumbangsih realistis giat mengembangkan kebebasan persahabatan dan kerja
sama internasional dengan menghormati kedaulatan negara lain. Mochtar
Kusumaatmadja memberikan definisi bebas bahwa Indonesia tidak memihak pada
kekuatan-kekuatan yang dasarnya tidak sesuai dengan kepribadian bangsa
sebagaimana diserminkan dalam Pancasila, sedangkan aktif berarti di dalam
menjalankan kebijaksanaan luar negerinya, Indonesia tidak bersifat pasif-reaktif
atas kejadian-kejadian interasionalnya, melainkan bersifat aktif.
2. Latar Belakang Lahirnya Politik Bebas Aktif
Ketika dunia dilanda Perang Dingin yang melibatkan Amerika Serikat sebagai
pemimipin Blok Barat (berideologi liberal kapitalis) berhadapan dengan Uni Soviet
pemimpin Blok Timur (berideologi sosialis komunis), pemerintah Indonesia
21