Page 9 - MODUL Geografi kelas XII SEM 1-2021 (1)_EDIT TIM
P. 9
hutan campuran, hutan musim, hutan berdaun jarum, tundra, sabana
dan stepa.
b. Berdasarkan tingkat kebudayaan penduduk
Wilayah yang didasarkan tingkat kebudayaan penduduk berupa wilayah
agraris, wilayah industri, dan wilayah perikanan.
1) Apabila wilayah didasarkan satu kenampakan disebut generic region,
contohnya areal tebu, areal gandum dan areal padi.
2) Apabila wilayah didasarkan ciri-ciri khusus lokasi dan kekhasannya
dibanding wilayah lain, disebut specific region, contoh wilayah Timur
Tengah, Amerika Latin, dan Asia Tenggara.
Jadi, dapat dipahami bahwa konsep wilayah adalah konsep dasar yang penting
dalam geografi karena bermanfaat untuk memahami dan menganalisis
interaksi keruangan migrasi manusia, barang dan jasa, serta perubahan-
perubahan yang terjadi sebagai hasil interaksi antara manusia dan alam.
Adapun konsep-konsep wilayah menurut Rustiadi, dkk., (2011: 32) meliputi
sebagai berikut ini.
a. Wilayah homogen
Wilayah Homogen (uniform region) yaitu wilayah yang dibentuk oleh adanya
kesamaan kenampakan, termasuk iklim, vegetasi, tanah, landform, pertanian
atau penggunaan lahan. Uniform region juga disebut dengan wilayah formal.
Homogenitas dari wilayah formal dapat ditinjau berdasarkan kriteria fisik atau
alam ataupun kriteria sosial budaya. Wilayah formal berdasarkan kriteria fisik
didasarkan pada kesamaan topografi, jenis batuan, iklim, dan vegetasi. Misalnya,
wilayah pegunungan kapur (karst), wilayah beriklim dingin, dan wilayah vegetasi
mangrove. Adapun wilayah formal berdasarkan kriteria sosial budaya, seperti
wilayah suku Asmat, wilayah industri tekstil, wilayah Kesultanan Yogyakarta, dan
wilayah pertanian sawah basah. Uniform Region atau wilayah formal dicirikan
oleh sesuatu yang dimiliki atau melekat pada manusia dan alam secara umum,
seperti bahasa tertentu yang digunakan penduduk, agama, kebangsaan, budaya,
dan identitas politik serta tipe iklim tertentu, bentuk lahan, dan vegetasi.
Konsep wilayah homogen lebih menekankan pada aspek homogenitas dalam
kelompok dan mengoptimalkan perbedaan (kompleksitas, variasi dan ragam)
antarkelompok tanpa memperhatikan bentuk hubungan fungsional (interaksi)
antarwilayah-wilayah di dalamnya. Sebagai contoh wilayah homogen adalah
pekerjaan, iklim, cuaca, topografi, kebudayaan, kehidupan sosial, pertanian, dan
sebagainya.
Pada peta curah hujan, setiap wilayah memiliki curah hujan yang berbeda-beda
dan ada yang sama dengan penyebaran yang bervariasi. Wilayah tersebut tidak
mengenal batas administrasi, tetapi batas-batas wilayah berdasarkan fenomena
alam. Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh letak suatu tempat. Melalui peta
tersebut dapat digunakan sebagai sarana untuk mengidentifikasi fenomena
geosfer yang ada di dalamnya, seperti pengaruh perubahan curah hujan
terhadap kondisi pertanian di Indonesia, kejadian bencana, dan sebagainya.
2