Page 179 - Buku Modul Bio XII-EMA-Sem.1_EDIT TIM
P. 179
b. Sistem MN
Penggolongan sistem ini ditemukan oleh Landsteiner dan Lavine, didasarkan pada ada
tidaknya antigen M dan N. Jika pada penggolongan darah A, B, AB, dan O terdapat
antibodi dalam darah seseorang, maka pada golongan darah ini darah seseorang tidak
mengandung antibodi M atau N. Oleh karena itu, untuk menguji apakah seseorang
mempunyai antingen M atau N atau keduanya digunakan antibodi dari kucing. Dengan
tidak adanya antingen M atau N dalam darah manusia, maka penggolongan darah dengan
sistem ini tidak berpengaruh atau tidak berperan dalam transfusi darah.
c. Sistem Rhesus (Rh)
Penemuan sistem ini sejak tahun 1940 oleh Landsteiner dan Wiener. Berdasarkan ada
tidaknya faktor Rh (Rhesus) dalam eritrosit, golongan darah pada manusia dibedakan
menjadi Rh+, yaitu jika mempunyai antigen Rh dan golongan darah Rh -, jika tidak
mempunyai antigen Rh. Transfusi atau pencampuran darah dengan sistem Rh berbeda
dapat menyebabkan terjadinya penggumpalan akibat ketidaksesuaian Rh yang disebut
incompatibilitas rhesus. Pada perkawinan antara pria Rh+ homozigot (IRhIRh) dengan
wanita Rh– homozigot (Irh Irh), semua anak yang dilahirkan akan mempunyai Rh+. Fetus
dalam tubuh ibu akan menerima zat makanan atau menerima pertukaran gas dan air
melalui saluran penghubung yang disebut plasenta. Nah, jika seorang ibu Rh- mengandung
bayi Rh+ maka setelah bayi lahir, eritrosit-eritrosit bayi yang mengandung antigen Rh
masuk dalam aliran darah ibu. Dengan demikian, darah ibu akan membentuk antibodi. Bayi
pertama yang dilahirkan akan selamat.
Pada kehamilan berikutnya tentu dihasilkan anak Rh+ lagi, bukan? Karena ibu telah
mempunyai anti-Rh, maka akan beraglutinasi dengan antigen Rh pada bayi yang
dikandungnya. Akibatnya, eritrosit bayi akan rusak dan mengalami kelebihan zat bilirubin
yang akan masuk ke dalam sirkulasi darah ibu. Kelebihan dan penimbunan bilirubin
tersebut menyebabkan penyakit kuning, ditandai dengan kulit bayi yang kuning, tubuh
menggembung oleh cairan, hati dan limfa membengkak, dalam darah banyak eritrosit yang
belum masak (eritroblas), serta otaknya rusak. Penyakit inilah yang disebut eritroblastosis
fetalis. Pada umumnya, bayi penderita penyakit tersebut akan mati sejak lahir atau hidup
beberapa saat saja. Perhatikan contoh persilangan berikut. Seorang laki-laki Rh+
heterozigot menikah dengan seorang wanita Rh- homozigot. Bagaimanakah golongan
darah rhesus pada keturunannya?
172