Page 31 - bingx
P. 31
b. Fraksi kedua disebut nafta (gas bumi). Nafta tidak dapat langsung digunakan
tetapi diolah lebih lanjut pada tahap kedua menjadi bensin.
(premium) atau bahan petrokimia yang lain. Nafta sering disebut bensin berat.
c. Fraksi ketiga atau fraksi tengah, selanjutnya dibuat menjadi kerosin (minyak
tanah) dan avtur (bahan bakar pesawat jet).
d. Fraksi keempat sering disebut solar yang digunakan sebagai bahan bakar mesin
diesel.
e. Fraksi kelima disebut juga minyak berat dan diolah menjadi minyak pelumas
f. Residu yang berisi hidrokarbon rantai panjang dan dapat diolah lebih lanjut pada
tahap kedua menjadi berbagai senyawa karbon lainnya, dan sisanya sebagai
aspal dan parafin.
Pengolahan tahap kedua
Pada pengolahan tahap kedua, dilakukan berbagai proses lanjutan dari hasil
penyulingan pada tahap pertama. Proses-proses tersebut meliputi:
1. Perengkahan (cracking)
Pada proses ini, dilakukan perubahan struktur kimia senyawa-senyawa
hidrokarbon yang meliputi: pemecahan rantai, alkilasi (pembentukan gugus
alkil), polimerisasi (penggabungan rantai karbon), reformasi (perubahan
struktur), dan isomerisasi (perubahan isomer).
2. Proses ekstraksi
Pembersihan produk dengan menggunakan pelarut sehingga didapatkan hasil
yang lebih banyak dan mutu lebih baik.
3. Proses kristalisasi
Proses pemisahan produk-produk melalui perbedaan titik cairnya. Misalnya, dari
pemurnian solar melalui proses pendinginan, penekanan, dan penyaringan akan
diperoleh produk sampingan berupa lilin.
4. Pembersihan dari kontaminasi (treating)
Pada proses sebelumnya, sering terjadi kontaminasi (pengotoran). Kotoran ini
harus dibersihkan dengan cara menambahkan soda kaustik (NaOH), tanah liat
atau proses hidrogenasi.
Hasil proses tahap kedua ini dapat dikelompokkan berdasarkan titik didih dan
jumlah atom karbon pembentuk rantai karbonnya.
Jumlah atom
Titik didih Kegunaan
karbon
Bahan bakar gas, dikenal sebagai LPG
o
< 20 C C1 – C4 Bahan baku pembuatan berbagai produk
petrokimia
Dikenal sebagai petroleum eter,
20 – 60 C C5 – C6 merupakan pelarut non-polar, digunakan
o
sebagai cairan pembersih
Ligroin atau nafta, pelarut non-polar, dan
o
60 – 100 C C6 – C7
cairan pembersih
40 – 200 C C5 – C10 Bensin sebagai bahan bakar minyak
o
175–325 C C12 – C18 Kerosin (minyak tanah), avtur
o
o
250–400 C C12 ke atas Solar, minyak diesel
Zat cair C20 ke atas Oli, pelumas
Zat padat C20 ke atas Lilin parafin, aspal ter
25