Page 8 - bingx
P. 8
Sociological Method. Dalam buku yang melambungkan namanya itu, Durkheim
menguraikan tentang pentingnya metodologi ilmiah dan teknik pengukuran kuantitatif di
dalam sosiologi untuk meneliti fakta sosial. Misalnya dalam kasus bunuh diri (suicide).
Angka bunuh diri dalam masyarakat yang cenderung konstan dari tahun ke tahun,
dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari luar individu. Dalam suatu jenis bunuh diri yang
dinamakan altruistic suicide disebabkan oleh derajat integrasi sosial yang sangat kuat.
Misalnya dalam satuan militer, dapat saja seorang anggota mengorbankan dirinya sendiri
demi keselematan satuannya. Sebaliknya, dalam masyarakat yang derajat integrasi
sosialnya rendah, akan mengakibatkan terjadinya bunuh diri egoistik (egoistic suicide).
Derajat integrasi sosial yang rendah dapat disebabkan oleh lemahnya ikatan agama ataupun
keluarga. Seseorang dapat saja melakukan bunuh diri karena tidak tahan menderita penyakit
yang tidak kunjung sembuh, di lain sisi ia merasa tidak mempunyai ikatan apapun dengan
anggota keluarga atau masyarakat yang lain. Pada masyarakat yang dilanda kekacauan,
anggota-anggota masyarakat yang merasa bingung karena tidak adanya norma-norma
yang dapat dijadikan pedoman untuk mencapai kebutuhan-kebutuhan hidupnya, dapat
saja melakukan bunuh diri jenis anomie (anomic suicide). Berbagai macam jenis bunuh diri
ini, oleh Durkheim dinyatakan sebagai peristiwa yang terjadi bukan karena faktor-faktor
internal individu, melainkan dari pengaruh faktor- faktor eksternal individu, yang disebut fakta
sosial.
Banyak pihak kemudian mengakui bahwa Durkheim sebagai "Bapak
Metodologi Sosiologi". Durkheim bukan saja mampu melambungkan perkembangan
sosiologi di Perancis, tetapi bahkan berhasil mempertegas eksistensi sosiologi sebagai
bagian dari ilmu pengetahuan ilimiah (sains) yang terukur, dapat diuji, dan objektif.
Menurut Durkheim, tugas sosiologi adalah mempelajari apa yang disebut fakta sosial.
Fakta social adalah cara-cara bertindak, berfikir, dan berperasaan yang berasal dari luar
individu, tetapi memiliki kekuatan memaksa dan mengendalikan individu. Fakta sosial dapat
berupa kultur, agama, atau isntitusi sosial.
Perintis sosiologi yang lain adalah Max Weber. Pendekatan yang digunakan Weber
berbeda dari Durkheim yang lebih menekankan pada penggunaan metodologi dan teknik-
teknik pengukuran kuantitatif dari pengaruh faktor-faktor eksternal individu. Weber
lebih menekankan pada pemahaman di tingkat makna dan mencoba mencari penjelasan
pada faktor-faktor internal individu. Misalnya tentang tindakan sosial. Tindakan sosial
merupakan perilaku individu yang diorientasikan kepada pihak lain, tetapi bermakna subjektif
bagi aktor atau pelakunya. Makna sebenarnya dari suatu tindakan hanya dimengerti oleh
pelakukunya.
A. Definisi Ilmu Sosiologi
Secara kebahasaan nama sosiologi berasal dari kata socious, yang artinya
"kawan" atau "teman" dan logos, yang artinya "kata", "berbicara", atau "ilmu". Sosiologi berarti
berbicara atau ilmu tentang kawan. Dalam hal ini, kawan memiliki arti yang luas, tidak seperti
dalam pengertian sehari-hari, yang mana kawan hanya digunakan untuk menunjuk
hubungan di anatra dua orang atau lebih yang berusaha atau bekerja bersama. Kawan dalam
pengertian ini merupakan hubungan antar-manusia, baik secara individu maupun kelompok,
yang meliputi seluruh macam hubungan, baik yang mendekatkan maupun yang
menjauhkan, baik yang menuju kerpada bentuk kerjasama maupun yang menuju kepada
permusuhan. Jadi, sosiologi adalah ilmu tentang berbagai hubungan antar-manusia yang
terjadi di dalammasyarakat. Hubungan antar-manusia dalam masyarakat disebut hubungan
sosial.
3