Page 15 - bingx
P. 15
dan pola masyarakat yang heterogen atau multikultural. Contoh kenakalan remaja,
konflik antarsuku, diskriminasi, gender, pernikahan dini, dan bahkan pengakuan hak
milik kebudayaan lintas negara. Kebudayaan yang semakin berkembang pada masyarakat
akan mempunyai peran yang dapat memicu timbulnya masalah sosial. Selain itu juga ada
beberapa budaya di dalam masyarakat yang bisa menjadi masalah sosial, seperti budaya
suka menerabas, dan vatalistik.
Budaya suka menerabas ini memberi kebiasaan kepada masyarakat untuk tidak
berperilaku disiplin dan taat aturan. Dalam mengurus sesuatu misalnya, akan lebih suka
potong kompas dan mengabaikan proses/prosedur yang seharusnya. Maka merebaklah
praktik-praktik percaloan, suap, dan rendahnya budaya antri.
Sikap vatalistik terkadang memberi keyakinan-keyakinan pada masyarakat yang anti
logika. Keyakinan dan kepercayaan yang bisa menjadi persoalan terhadap jiwa dan harta
mereka. Sikap vatalistik ini juga bisa menggiring masyarakat untuk bersikap apriori dan
apatis terhadap perubahan. Meski perubahan itu senyatanya akan membawa hidup
mereka ke dalam kondisi yang lebih baik.
Gbr. Menerobos Antrian
3 Faktor Biologis
Masalah ini dapat timbul akibat adanya ketidaksesuain keadaan lingkungan yang
berpotensi menimbulkan ketidakstabilan kondisi biologis masyarakat, seperti adanya
wabah penyakit menular, virus penyakit baru, dan makanan beracun. Penyakit menular
dapat menimbulkan masalah sosial jika penyakit tersebut sudah menyebar disuatu
wilayah. Kurang gizi juga merupakan masalah sosial yang disebabkan oleh faktor ini. Hal
10